![]() |
Semar, Foto :Wikipedia |
Sebagai sosok orang Jawa, Semar digambarkan sadar diri, tahu diri, ‘sumeleh ing pamikir’ (bersikap rendah hati dalam berpikir) dan ‘sumarah ing karep’ (memasrahkan seluruh keinginan pada kehendak Gusti).
Lirilir.id,- Menurut Edi Kusumawati dalam tulisannya di Kompasiana, Semar merupakan nama tokoh punakawan atau abdi paling utama dalam pewayangan. Tokoh ini dikisahkan sebagai pengasuh sekaligus penasihat para kesatria dalam pementasan kisah-kisah Mahabharata dan Ramayana. Karena merupakan tokoh asli ciptaan pujangga Jawa, maka tentu saja kita tidak akan menemukan nama Semar dalam naskah asli Mahabharata ataupun Ramayana yang berbahasa Sansekerta. Dalam lakon wayang kulit sebenarnya ada tokoh punakawan yang lain yang merupakan "anak-anak" dari Semar, yaitu Gareng, Petruk dan Bagong.
Empat lakon ini oleh Sunan Kalijaga digunakan sebagai media menyebarkan Islam di kalangan masyarakat Jawa. Semar diyakini berasal dari bahasa Arab “Simaar” yang berarti paku. Menjadi lambang bahwa kebenaran agama Islam adalah kokoh. Karakter Semar digambarkan bertubuh pendek, rambut pendek, wajah putih, bokong besar, dan perut buncit (ganaislamika)
Sebagai sosok orang Jawa, Semar digambarkan sadar diri, tahu diri, ‘sumeleh ing pamikir’ (bersikap rendah hati dalam berpikir) dan ‘sumarah ing karep’ (memasrahkan seluruh keinginan pada kehendak Gusti).
Melalui tokoh Semar, Sunan Kalijaga menyampaikan tiga nasihatnya. Berikut tiga nasihat tersebut dilansir dari beritasantri.net
1. Ojo ngaku pinter yen durung biso nggoleki lupute awake deweReferensi :
Arti dari kalimat di atas adalah 'Jangan mengaku pintar apabila belum bisa mencari kesalahan diri sendiri'.
2. Ojo ngaku unggul yen ijeh seneng ngasorake wong liyo
Arti dari kalimat di atas adalah 'Jangan mengaku unggul jika masih senang merendahkan orang lain.'
3. Ojo ngaku suci yen durung biso manunggal ing Gusti
Nasihat ketiga, masih berkaitan dengan poin satu dan dua, ‘Jangan mengaku suci jika masih belum bisa menyatu dalam Tuhan’.
Posting Komentar