Tak Punya Harta Tapi Ingin Sedekah ? ini yang dilakukan ULBAH BIN ZAID, mengharukan....


Ilustrasi, Foto : tebuireng.online/google


Ketika itu, musim paceklik sedang melanda Madinah. Ekonomi kaum muslimin sedang sulit. Musim panas sedang berada di puncaknya. Angin musim itu juga membawa hawa panas, debu-debu beterbangan mengotori atap-atap dan halaman rumah penduduk kota Madinah, kulit terasa diiris, mata pering seperti diteteskan air cuka pada luka
Bagi penduduk Madinah, musim panas seperti itu biasanya mereka lebih memilih istirahat di rurriah atau tinggal di kebun mereka sambil memetik kurma muda,yang kebetulan sedang ranum-ranumnya, karena pohon kurma memang berbuah pada musim panas. Tahun tersebut bertepatan dengan tahun kesembilan hijrah, satu bulan sebelum menghadapi puasa Romadhon.

Ditengah musim panas dan paceklik tersebut, tersebar berita persiapan bala tentara Romawi -sebagai negara yang terbesar dan terkuat tatkala itu- dengan kerajaan Ghossasinah sebagai negara boneka Romawi di wilayah Syam. Romawi tidak puas dengan hasil yang mereka peroleh dalam peperangan di Mu’tah yang sangat terkenal itu. Apalagi ia adalah peperangan pertama Arab melawan kerajaan Romawi.

Ilustrasi, Foto : muslim.okezone/baztab

Ketika kaum muslimin mendengar seruan jihad, mereka berbondong-bondong datang memenuhi kota Madinah dari seluruh pelosok negeri. Beliau mengajak para dermawan untuk menginfakkan harta mereka demi keberangkatan pasukan prihatin ini, dalam sejarah dikenal dengan Jaisyul 'Usroh.
Adalah Ulbah bin Zaid al-Haritsi radhiyallahu ‘anhu, salah seorang sahabat Rosululloh shallalahu ‘alaihi wasallam yang tidak memiliki apa-apa di atas dunia ini. la seorang yang fakir dari suku Anshor dari kabilah Aus. 

la menyaksikan kesibukan yang dilakukan kaum muslimin untuk persiapan jihad ke Tabuk. la melihat kaum muslimin dari seluruh pelosok negeri tinggal dan menetap di tanah kelahirannya, yaitu Madinah, untuk menunggu hari keberangkatan mereka.

Semua transaksi di pasar-pasar Madinah banyak perihal jual-beli perlengkapan perang; kuda, unta, baju besi, pedang, panah, dan sebagainya. Semua itu disaksikannya dengan kesedihan yang mendalam ... Semuanya telah membeli perlengkapan perangnya. Sedangkan dirinya, apa yang telah ia persiapkan?! Dia sendiri tidak memiliki apa-apa. Kalau hendak membeli, dengan apa dibeli?! Uang satu dirham pun tidak punya. Apa lagi pagi itu beliau mendengar Rosululloh shallalahu ‘alaihi wasallam menyampaikan: "Barangsiapa yang mempersiapkan Jaisyul 'Usroh, untuknya surga." 

Semakin panas-dinqin badannya mendengar sabda Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam dengan melihat keadaan dirinya, kebetulan dalam peperangan ini beliau tidak menerima mujahid kecuali dengan perlengkapan perang dan kendaraan yang dimiliki.

Ilustrasi, Foto : Islampos/intisari

Pada salah satu hari dalam masa persiapan, Ulbah melihat Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam duduk dikelilingi para sahabatnya. Tiba-tiba Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu datang sambil membawa harta yang beliau punyai -jumlahnya 4000 dirham- lalu beliau letakkan di, hadapan Rosululloh Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam berkata kepadanya: "Apa yang engkau sisakan untuk keluarga?" Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu menjawab: "Aku tinggalkan Alloh ‘Azza wa Jalla dan Rosul-Nya." Untuk beliau sabda Rosul yang mulia: "Tidak ada harta yang bermanfaat bagi-ku seperti harta Abu Bakr." 
Umar radhiyallahu ‘anhu datang dengan membawa setengah hartanya. 
Utsman radhiyallahu ‘anhu membawa 1000 dinar dalam pakaiannya, lalu beliau taburkan di pangkuan Rosululloh shallalahu ‘alaihi wasallam, lalu beliau shallalahu ‘alaihi wasallam mengaduk-aduknya dan berkata: "Tidak ada yang membahayakan Utsman apa yang dia perbuat setelah ini." Beliau juga menyumbang 1000 unta, kemudian masih kurang 50 ekor, maka beliau tambah 50 ekor lagi.
Abdurrahman radhiyallahu ‘anhu membawa 200 uqiyah perak, lalu datanglah Abbas bin Abdul Mutthalib, Thalhah, Sa'ad bin Ubadah, Muhammad bin Maslamah radhiyallahu 'anhum; semuanya membawa harta mereka.

Ulbah juga melihat sahabat yang bukan tergolong dari kalangan berada berinfak dengan apa yang mereka miliki; ini Ashim bin Adi radhiyallahu ‘anhu membawa 90 wasaq dari kurma kebunnya, sebagian membawa dua mud, bahkan satu mud (sebanyak dua telapak tangan orang dewasa).

Melihat hal itu, pulanglah Ulbah radhiyallahu ‘anhu membawa semua kesedihannya. Ketika senja sudah menutupi bumi, dan malam pun telah larut, Ulbah belum bisa memejamkan matanya sekejap pun. Yang dapat ia lakukan adalah berbolak-balik ke kiri dan ke kanan di atas tikar tidurnya. Tiba-tiba terlintas suatu pikiran, mudah-mudahan akan mengurangi kegundahan hatinya, beliau berdiri mengambil wudhu lalu beliau sholat, lalu beliau pun menangis menumpahkan semua kesedihannya kepada Dzat yang memiliki isi langit dan bumi. Lalu ia berdo'a sambil mengangkat kedua tangannya: 

"Ya Alloh, Engkau memerintahkan untuk berjihad, sedangkan Engkau tidak memberikan kepadaku sesuatu yang dapat aku bawa berjihad bersama Rosul-Mu, dan Engkau tidak memberikan di tangan Rosul-Mu sesuatu yang dapat membawaku berangkat, maka saksikanlah sesungguhnya aku telah bersedekah kepada setiap muslim dari semua perlakuan zholim mereka terhadap diriku dari perkara harta, raga, atau kehormatan."
Do'a itu beliau ulang-ulang, seakan-akan beliau berkata: "Ya Alloh, tidak ada yang dapat aku infakkan sebagaimana yang lainnya telah berinfak. Kalau sekiranya aku punya seperti yang mereka punya, aku akan lakukan untuk-Mu, demi jihad di jalan-Mu! Maka, yang aku punya hanya kehormatan, kalau eng-kau bisa menerimanya, maka saksikanlah bahwa semua kehormatanku telah aku sedekahkan malam ini untuk-Mu!" Subhanalloh, alangkah jernihnya do'a tersebut keluar dari orang yang tak punya; sebuah kedermawanan dari mereka yang disebut papa.

Paginya, beliau sholat Shubuh berjama'ah bersama Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam. Telah beliau lupakan air mata yang telah tertumpahkan di atas tikar sholatnya. Akan tetapi, Alloh ‘Azza wa Jalla tidak menyia-nyiakannya, Dia kabarkan semua cerita tersebut kepada Rosululloh shallalahu ‘alaihi wasallam melalui Jibril ‘alahissalam. Rosululloh shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang tadi malam telah bersedekah? Hendaklah dia berdiri!" Tidak seorang pun yang berdiri. Ulbah pun tidak merasa dirinya telah bersedekah, lalu Rosululloh shallalahu ‘alaihi wasallam mendekatinya dan berkata: "Bergembiralah Ulbah. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sungguh sedekahmu malam dini hari tadi telah ditetapkan sebagai sedekah yang diterima."

Alangkah bahagianya Ulbah radhiyallahu ‘anhu, do'a yang beliau panjatkan tadi malam sebenarnya adalah upaya dan usaha dari orang yang tidak memiliki apa-apa. Kiranya Alloh ‘Azza wa Jalla mendengar rintihan dan jeritannya.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama