Begini Cara Alhasaniyah Mestarikan Hadroh dengan Alat Musik Digital



Lirilir.id,- Indonesia memiliki beraneka ragam budaya maupun tradisi. Di era modern seperti sekarang ini tidak sedikit yang justru menyukai kebudayaan luar dibanding budaya atau kesenian Indonesia ini sendiri. Untuk itu, pengembangan kesenian tradisional disajikan secara modern diperlukan agar tetap mudah diterima dan tidak tergerus zaman, salah satunya adalah musik rebana.

Di beberapa daerah kesenian rebana ini disebut dengan istilah Hadroh atau kesenian terbang. Dalam pertunjukan kesenian rebana terdapat beberapa alat musik yang dimainkan , diantaranya Genjring, Bedug, Tumbuk, Kentrung dan lainnya. Namun saat ini, alat-alat musik tersebut hadir juga dalam bentuk aplikasi yang bisa diinstal di gadget dengan hasil suara musik yang sama seperti aslinya.

Di desa Pancur kecamatan Mayong kabupaten Jepara, salah satu grup Hadroh yang terus berupaya melestarikan Hadroh adalah Alhasaniyah.

Beranggotakan pemuda-pemuda Pancur yang memiliki keterampilan dalam memainkan kesenian Hadroh serta vocal, Alhasaniyah berkali-kali menjadi juara lomba Hadroh maupun cover sholawat. Hal tersebut menjadi kebanggaan tersendiri bagi desa Pancur.

Baru-baru ini, salah satu personil alhasaniyah, Muhammad Aji Saputra mewakili pimpinan Komisariat Madrasah Aliyah (MA) Hasan Kafrawi Pancur berhasil menjadi juara 1 dalam ajang lomba cover sholawat peringatan HUT IPNU (Ikatan Pelajar NU) IPPNU (Ikatan Pelajar Putri NU) yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang (PC) IPNU IPPNU Jepara.

Melalui pengumuman pada tanggal 11 Maret 2022, video cover sholawat Al-Mustofa yang dibawakan Aji berhasil menjadi juara 1, terbaik se-Jepara. Menariknya, video Cover sholawat yang dibawakan Aji tidak menggunakan alat musik berbentuk fisik seperti biasanya, instrumen musik sholawatnya menggunakan aplikasi Android yang dimainkan dari layar Gadget.

Inilah upaya Alhasaniyah mencoba menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi yang ada saat ini. Seperti salah satu kaidah Ushul Fiqh "Memelihara hal-hal lama yang baik dan mengambil hal-hal baru yang lebih baik". Alhasaniyah berupaya mempertahankan tradisi kesenian Hadroh dan tetap menerima perkembangan dengan juga memanfaatkan produk digital dalam upaya pelestarian kesenian Hadroh atau terbang tersebut.

Aji yang berhasil meraih juara 1 lomba Cover sholawat mengaku tidak menyangka akan menjadi juara terbaik.

"Saya tidak menyangka menjadi juara 1, awalnya saya hanya ingin mawakili Pimpinan Komisariat sekolah saya agar turut serta tampil di Pimpinan Cabang, namun dengan bantuan dan dukungan semua pihak terutama temen-temen Alhasaniyah, alhamdulillahh video cover sholawat ini menjadi juara", ungkap Aji.

Ahmad Yuwafi, pembimbing dan juga guru MA Hasan Kafrawi menyampaikan bahwa dirinya sangat bangga atas prestasi yang diraih siswanya dalam lomba cover sholawat.

"Alhamdulillah, karya anak-anak diapresiasi, tapi di samping itu menurut saya yang paling penting dalam kompetisi itu adalah mereka mengusahakan dengan usaha terbaik mereka dalam membuat karyanya, dan juara tersebut adalah bonusnya", ungkap Wafi.

Wafi juga menjelaskan alasan menggunakan aplikasi musik digital adalah salah satu bentuk mengikuti perkembangan zaman.

"Ada beberapa anak yang tertarik dengan aplikasi musik digital tersebut, akhirnya mereka berlatih dan meramu musik untuk video cover itu dengan aplikasi digital. Ini juga sebagai wujud mengikuti perkembangan zaman, mencoba hal baru, berinovasi dan tidak monoton", terang Wafi yang juga merupakan vocalis di Alhasaniyah.


Tidak hanya itu saja, grup Hadroh Alhasaniyah juga mengikutkan grupnya dalam lomba cover sholawat tersebut dan terpilih menjadi juara 2 dari membawakan sholawat Asnawiyah dengan ilustrasi video klip.

Berbeda dari video Aji yang menggunakan instrumen musik dengan aplikasi digital, grup Alhasaniyah ini menggunakan alat musik hadroh atau terbang trandisional.

Jamal, salah satu personil yang mengikuti lomba tersebut mengatakan bahwa dirinya sangat senang dan bangga bisa dipercaya menjadi juara 2.

"Alhamdulillah senang sekali dan bangga bisa dipercaya dapat juara 2 dalam lomba cover sholawat PC IPNU IPPNU Jepara, sebenarnya tujuan utama kami adalah ingin menarik orang-orang dengan cara inovatif agar lebih senang lagi bersholawat", tutur Jamal.

Juara Doble yang diraih Alhasaniyah adalah bukti kerja keras, ketekunan dan inovasi. Menanggapi Hal ini, Wafi selaku pembimbing berharap kedepannya Alhasaniyah tetap solid dan terus berkembang.

"Semoga temen-temen Alhasaniyah ini terus solid, selain itu juga terus bekarya, berinovasi menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, serta mampu mengajak lebih banyak lagi masyarakat untuk mencintai sholawat", katanya bersemangat.

Sementara itu pembina Alhasaniyah Bapak Miftahur Roqib, ketika dimintai tanggapannya mengungkapkan dalam hidup ini ada hal yang harus dilakukan dengan seimbang jika hidup ingin bahagia yaitu Agama yang baik, Sosial yang baik, diimbangi dengan seni yang indah.

" Hidup tanpa seni itu hambar, kurang berarti" pungkasnya sambil tersenyum.

(Khilda-Redaksi)



Post a Comment

Lebih baru Lebih lama